Kesiapan Arab Saudi Layani Jemaah Haji 2024 di Masjidil Haram
Alat medis AED yang terpasang di Masjidil Haram. (Foto: Saudi Press Agency/SPA)
Persiapan Masjidil Haram menyambut jemaah haji mulai merambah pada akses pelayanan kesehatan jemaah. Sebanyak lima belas alat medis khusus penanganan keadaan darurat jantung terpasang di Masjidil Haram.
Dilaporkan kantor berita pemerintah Arab Saudi, Saudi Press Agency (SPA), Kamis (1/2/2024), AED atau Automated External Defibrillator tersebut sudah tersebar di seluruh titik Masjidil Haram. Alat medis tersebut sudah digunakan 19 kali oleh pengunjung, relawan, atau pengurus masjid sepanjang 2023.
AED adalah perangkat medis portabel yang dapat memberi sengatan listrik melalui dada ke jantung untuk mengkonversi irama jantung menjadi normal pada seseorang yang mengalami henti jantung. Biasanya alat ini memang digunakan ketika seseorang di tempat umum tiba-tiba pingsan dan dicurigai mengalami henti jantung dan henti nafas.
Lima belas AED disebar di lokasi-lokasi vital Masjidil Haram yang sering dikunjungi oleh jutaan jemaah sepanjang tahunnya. Kelima belas titik tersebut di antaranya adalah lima alat di gerbang utama, lima alat di pelataran Ka'bah, dan lima alat lainnya di area perluasan ketiga Masjidil Haram.
Selain menyiapkan AED di titik-titik vital, Masjidil Haram juga menyiapkan layanan medis hingga ambulans di dalam aera. Hal ini sebagai bagian dari sistem perawatan komprehensif yang disediakan oleh otoritas terkait untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan pengunjung masjid baik untuk menangani keadaan darurat kesehatan maupun memberikan perawatan jika diperlukan.
Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi juga sudah mulai melakukan pengecekan harian terhadap kualitas air zamzam, makanan, hingga kondisi udara di Masjidil Haram. Lebih dari 80 sampel dari tiap kelompok tersebut dikumpulkan setiap hari untuk dilakukan pengecekan.
Dilansir New Telegraph, pengecekan harian tersebut dilakukan guna memastikan kualitas makanan yang disediakan untuk jemaah umrah maupun haji 2024 mendatang bebas dari kotoran maupun virus.
Proses pengambilan dan pengujian sampel dilakukan oleh otoritas setempat yakni, Otoritas Umum untuk Perawatan Dua Masjid Suci. Sampel tersebut diperiksa di laboratorium epidemiologi masjid yang terdiri dari 50 sampel air zamzam, 20 sampel makanan dan kurma, hingga 10 sampel dari atap situs-situs di Tanah Suci untuk mengecek kualitas udaranya.