8 Tradisi Ramadhan di Arab Saudi, Ada yang Mirip Indonesia
Ada sejumlah tradisi Ramadhan di Arab Saudi yang menarik untuk diketahui. Sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, Ramadhan di Arab Saudi memiliki nuansa yang berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Sejumlah tradisi Ramadhan di Arab Saudi tersebut masih dilestarikan hingga saat ini. Berikut sejumlah tradisi Ramadhan di Arab Saudi :
1. Meriam Ramadhan
Ilustrasi meriam Ramadhan, salah satu tradisi unik dari Timur Tengah (Shutterstock/Muratart)
Meriam Ramadhan atau midfa al iftar idrab merupakan tradisi Ramadhan di Timur Tengah, termasuk Arab Saudi. Tradisi ini berasal dari Kairo, Mesir. Disebut meriam Ramadhan lantaran meriam ditembakkan saat maghrib, sebagai tanda akhir puasa di hari tersebut, seperti dikutip dari Daily News Egypt. Sekitar tiga tahun lalu, meriam Ramadhan kembali bergema di Madinah, Arab Saudi setelah berhenti selama 20 tahun. Penduduk Arab Saudi bersikeras agar tradisi meriam Ramadhan kembali dihidupkan, meskipun sudah ada TV dan smartphone untuk memberitahukan waktu buka puasa.
2. Gargee'an
Tradisi Gargee?an di Arab Saudi saata Ramadhan (Dok. Visit Saudi)
Gargee'an merupakan tradisi yang berlangsung pada malam 13, 14, atau 15 Ramadhan, seperti dikutip dari Visit Saudi. Dalam tradisi ini, anak-anak di Arab Saudi berdandan dengan pakaian tradisional. Kemudian, mereka pergi dari pintu ke pintu tetangga sembari menyanyikan lagu-lagu tradisional. Selanjutnya, para tetangga memberikan anak-anak tersebut permen.
3. Bergadang hingga sahur
warga Mekkah, Arab Saudi memiliki tradisi unik yakni bergadang usai shalat tarawih hingga waktu sahur. Selepas subuh, warga Mekkah baru tidur. Kota suci umat Islam tersebut cenderung lebih hidup di malam hari ketimbang siang hari. Kondisi ini disebabkan suhu di Mekkah sangat panas di siang hari mencapai 40 derajat celcius, sehingga orang memilih keluar rumah pada malam hari.
Biasanya, sesudah shalat tarawih para laki-laki berkumpul di depan rumah, taman kota, dan pinggir jalan Kota Mekkah untuk bercengkerama. Keramaian itu berlangsung hingga waktu sahur tiba. Bahkan, toko, pusat perbelanjaan, dan warung masih buka hingga sahur. Warga Mekkah biasanya tidur setelah sahur hingga pagi hari.
4. Ngabuburit
Tradisi Ramadhan di Arab Saudi ada yang menyerupai Indonesia, yakni ngabuburit. Banyak pedagang takjil dadakan yang bisa ditemui di Arab Saudi selama Ramadhan. Sementara, umat Islam berkumpul sembari berburu aneka takjil sembari menunggu waktu berbuka. Selain itu, banyak warga Arab Saudi yang menyediakan buka puasa gratis.
5. Makanan khas Ramadhan
Makanan penutup khas Turkiye bernama Kunefe atau Knafeh.(Dok. Shutterstock/muhammed yasin irik)
Arab Saudi juga memiliki makanan dan minuman khas Ramadhan, seperti subiya atau sobyah, syurbah, samosa, kurma, kunafa, logaimat, qatayef, dan sebagainya Subiya adalah sejenis minuman fermentasi sehingga rasanya agak asam, sedangkan syurbah adalah bubur gandum yang dicampur dengan ayam atau kambing. Sedangkan samosa adalah sejenis kue pastel di Indonesia. Mengutip Arab News, kunafa adalah kue basah yang diisi dengan keju atau krim. Sementara logaimat adalah adonan goreng berbentuk bola kecil yang dilapisi sirup manis dan qatayef adalah panekuk berisi krim atau kacang, dengan ceri di atasnya.
6. Waktu kerja lebih singkat
Selama Ramadhan, waktu kerja menjadi lebih singkat dari 8-9 jam menjadi 6 jam, seperti dilansir dari Visit Saudi. Sementara itu, anak-anak masuk sekolah dari pukul 10.00 hingga 14.00 selama Ramadhan, seperti dikutip dari Kompas.com (19/4/2022). Perusahaan juga menyesuaikan waktu kerja bagi pekerja lapangan, yakni digeser ke malam hari.
7. Merapikan rumah
Warga Arab Saudi memiliki tradisi merapikan rumah menyambut Ramadhan, seperti dilansir dari Visit Saudi. Hal ini untuk menyambut para tamu yang berkunjung selama bulan suci.
8. Mall ramai di malam hari
Warga Arab Saudi mengunjungi Panorama Mall di ibu kota Riyadh pada 22 Mei 2020, saat umat Muslim bersiap menyambut hari raya Idul Fitri menandai berakhirnya bulan puasa Ramadhan.(AFP PHOTO/FAYEZ NURELDINE)
Masih dari sumber Visit Saudi, pusat perbelanjaan atau mal justru ramai di malam hari selama Ramadhan. Kondisi ini disebabkan suhu pada siang hari cukup ekstrem sehingga warga Arab Saudi memilih berkunjung ke mal pada malam hari.
Kesimpulannya, tradisi Ramadhan di Arab Saudi tidak hanya mencerminkan aspek keagamaan, tetapi juga menguatkan ikatan sosial dan budaya di antara masyarakat. Melalui ibadah yang mendalam dan kegiatan sosial yang berlimpah, Ramadhan di Arab Saudi memperkaya pengalaman spiritual dan meningkatkan rasa solidaritas di antara umat Muslim.