HAJAR ASWAD

Kategori : HAJI, Ditulis pada : 15 Januari 2024, 13:27:31

e3ib16fqci5u9qtm3nuv_12438.jpg

HAJAR ASWAD

Hajar Aswad (Arab: ٱلْحَجَرُ ٱلْأَسْوَد al-Hajaru al-Aswadu, 'Batu Hitam') merupakan sebuah batu yang diyakini oleh umat muslim berasal dari surga. Dalam keyakinan muslim disebutkan bahwa yang pertama kali menemukannya adalah Ismail dan yang meletakkannya adalah Ibrahim. Dalam sebuah riwayat, dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh Jazirah Arab, namun semakin lama sinarnya semakin meredup dan hingga akhirnya sekarang berwarna hitam. Batu ini memiliki aroma yang unik dan ini merupakan aroma wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya. Pada saat ini, batu Hajar Aswad tersebut ditaruh di sisi luar Ka'bah sehingga mudah bagi seseorang untuk menciumnya. Adapun mencium Hajar Aswad merupakan sunah Muhammad. Karena dia selalu menciumnya setiap saat tawaf.

Menurut tradisi Islam, itu dipasang utuh ke dinding Ka'bah oleh nabi Islam Muhammad pada tahun 605 M, lima tahun sebelum wahyu pertamanya. Sejak itu, ia telah dipecah menjadi beberapa bagian dan sekarang disemen menjadi bingkai perak di sisi Ka'bah. Penampilan fisiknya adalah batu gelap yang terfragmentasi, dipoles halus oleh tangan para peziarah. Tradisi Islam menyatakan bahwa itu jatuh dari surga sebagai panduan bagi Adam dan Hawa untuk membangun sebuah mezbah. Hajar Aswad juga sering digambarkan sebagai meteorit.

Peziarah Muslim mengelilingi Ka'bah sebagai bagian dari ritual tawaf selama haji dan banyak yang mencoba berhenti untuk mencium Hajar Aswad, meniru ciuman yang dicatat oleh tradisi Islam yang diterimanya dari Muhammad. Sementara Muslim menghormati Hajar Aswad, mereka tidak menyembahnya.

 

Sejarah Hajar Aswad


Dikemukakan dalam buku Sejarah Ka'bah karya Prof. Dr. Ali Husni Al-Kharbuthli, Hajar Aswad adalah batu terakhir yang digunakan Nabi Ibrahim untuk menyempurnakan bangunan Ka'bah. Konon, batu tersebut merupakan pemberian dari malaikat Jibril AS.

Dalam sejarahnya, Imam Ath-Thabari menyebutkan kala itu Nabi Ismail ingin menyempurnakan Ka'bah dengan sebuah benda, tetapi Nabi Ibrahim berkata, "Jangan! Carilah batu seperti yang aku perintahkan."

Nabi Ismail pun pergi mencari batu. Namun, ketika ia kembali ternyata Nabi Ibrahim sudah meletakkan sebuah batu hitam. Nabi Ismail kemudian bertanya, "Wahai ayah, dari manakah engkau mendapatkan batu itu?"

Nabi Ibrahim menjawab, "Yang membawa batu ini adalah dia yang tidak dapat menunggumu, yaitu Jibril. Ia membawanya dari langit."

Muslim H. Nasution menyebutkan dalam buku Tapak Sejarah Seputar Makkah-Madinah, bahwa batu Hajar Aswad bukanlah batu yang berasal dari bumi, melainkan batu yang sengaja dibawa oleh malaikat Jibril dari surga. Hal ini bersandar pada riwayat hadits Rasulullah SAW yang menyatakan:

أَلْحَجَرُ يَاقُوْتَةٌ مِنْ يَوَاقِتِ الْجَنَّةِ رواه الترمذى

Artinya: "Hajar Aswad adalah batu dari batu-batuan surga." (HR At-Tirmidzi).

Sementara dalam riwayat lain dikatakan bahwa pada awalnya batu Hajar Aswad berwarna putih. Akan tetapi, lama-kelamaan warnanya berubah menjadi hitam kemerah-merahan sehingga dinamakan sebagai Hajar Aswad yang berarti 'batu hitam'.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Hajar Aswad turun dari surga berwarna lebih putih dari susu lalu berubah warnanya menjadi hitam akibat dosa-dosa Bani Adam." (HR Tirmidzi).

Makna Hajar Aswad bagi Umat Islam
Makna Hajar Aswad hakikatnya dapat diketahui dari keutamaan-keutamaan yang melekat di dalamnya. Dilansir dari buku Sejarah Hajar Aswad & Maqam Ibrahim karya Prof. Dr. Said Muhammad Bakdasy, berikut di antara makna Hajar Aswad bagi umat Islam:

1. Tangan Kanan Allah di Muka Bumi
Hajar Aswad dipercayai sebagai tangan kanan Allah SWT di muka bumi yang bisa disalami oleh hamba-Nya. Keagungan Hajar Aswad ini disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Rasulullah SAW pernah berkata:

الله فِي الْأَرْضِ الحجر يمين الله الْحَجَرُ

"Hajar Aswad adalah tangan kanan Allah di bumi." (HR Dailami).

2. Bagian dari Batu Yaqut Surga
Hajar Aswad bukanlah sekadar batu pada umumnya, melainkan diyakini sebagai bagian dari batu yaqut surga.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash RA, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim merupakan dua batu yakut yang menjadi bagian dari batu yakut surga. Jika saja Allah tidak menghapus cahayanya, maka kedua batu itu akan menerangi Timur dan Barat." (HR at-Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban).

3. Batu yang Pernah Dicium Rasulullah SAW
Hajar Aswad menyimpan keistimewaan di dalamnya, sebab Rasulullah SAW pernah menciumnya ketika tawaf di Baitullah dan diikuti oleh para sahabat. Dalam sebuah riwayat Umar bin Khattab berkata:

إِنِّى لأُقَبِّلُكَ وَإِنِّى أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَأَنَّكَ لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَبَّلَكَ مَا قَبَّلْتُكَ

Artinya: "Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberikan mudharat (bahaya), tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan karena aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu." (HR Muslim).

4. Menjadi Saksi di Hari Kiamat
Sebuah riwayat juga menyebutkan bahwa hajar Aswad kelak akan menjadi saksi di hari kiamat. Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya Hajar Aswad memiliki lidah dan bibir yang dapat memberikan kesaksian terhadap orang yang mencium atau menyentuhnya pada hari Kiamat dengan jujur." (Shahih Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Sunan Ibnu Majah).

Cari Blog

10 Blog Terbaru

10 Blog Terpopuler

Kategori Blog

Chat Dengan Kami
built with : https://safar.co.id